Bila dibandingkan dengan jaringan 4G atau LTE, 5G dapat digunakan dalam tiga jenis spektrum yang berbeda yakni low band, mid band, dan high band. Pada low band, menawarkan area yang luas, hanya saja memiliki kelemahan yaitu kecepatan data maksimum hanya mencapai 100Mbps. Untuk mid band, kecepatan hanya mencapai 1Gbps.
Sedangkan
pada high-band dirasa sangat cocok dengan 5G karena mampu mentransfer
data hingga 10Gbps, namun yang menjadi permasalahan utama adalah area
cakupannya yang tidak cukup luas. Walaupun kecepatan maksimumnya begitu
besar, kecepatan sebenarnya tidak akan sama.
Jaringan ini
juga diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan penerapan teknologi
Internet of Things (IoT) dalam berbagai bidang di dunia. IoT merupakan
konsep komputasi yang saling terkait dan kemampuan untuk mentransfer
data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke komputer.
IoT berguna dalam pelacakan logistik, smart city, smart building, hingga
agrikultur.
Menurut
GSMA, 5G dapat mencapai sebanyak 1,2 miliar koneksi pada tahun 2025.
Diprediksi pula jaringan 5G akan mencakup sepertiga populasi dunia. Kini
perusahaan ponsel seperti Samsung telah mengeluarkan ponsel yang dapat
melayani jaringan 5G bagi negara-negara yang tersedia. Selain AS,
negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, China, merupakan
negara yang pertama kali menyediakan jaringan 5G secara komersial Walaupun kehadiran teknologi 5G sebagai penerus 4G LTE sudah
semakin dekat, sejumlah negara sudah mulai menerapkan teknologi ini.
Namun masih banyak pertanyaan mengenai teknologi terbaru ini.
Wajar saja
memang, 5G disebut bakal mempunyai dampak besar terhadap kehidupan orang
di dunia. Banyak teknologi baru yang diklaim bisa dimungkinkan dengan
kehadiran 5G, seperti mobil otonom, drone, internet of things (IoT), dan
masih banyak lagi.
Beberapa isu yang berkembang seiring dengan rencana realisasinya, antara lain :
Radiasinya Tinggi?
Salah satu
hal yang paling ditakutkan dari 5G adalah radiasi dari sinyal radio yang
dipancarkan, di mana radiasi tersebut bisa menyebabkan kanker. Laporan
dari World Health Organization pada 2011 menyebut radiasi ponsel
seharusnya didaftarkan sebagai salah satu sumber karsinogen ke manusia.
Pada tahun
2016, sebuah penelitian yang didanai pemerintah AS menyebut adanya
hubungan antara radiasi dari frekuensi radio terhadap kanker di tikus.
Selain itu, ada sejumlah ponsel populer seperti iPhone dan Samsung
Galaxy yang diduga melewati batas radiasi yang ditetapkan oleh FCC.
Akan tetapi,
tudingan radiasi ponsel menyebabkan kanker mungkin berlebihan. Karena
banyak hal lain di sekitar kita yang juga mempunyai bahaya karsinogen.
Pada 8 Agustus lalu, Chairman FCC Ajit Pai menyebut ponsel yang ada saat
ini, termasuk 5G, aman dan siap untuk digunakan. Demikian informasi
untuk mengenal teknologi jaringan 5G.
sumber:
https://www.jabetto.com/news/mengenal-teknologi-jaringan-5g/